Ketika balon menjadi simbol harapan
Mata sang bocah mantap tertuju pada balon putih yang benangnya dia genggam erat. Pemandangan kontras antara tembok baja kokoh dengan balon putih memperkuat tatapan matanya yang memancarkan harapan indah.
Adegan tersebut diabadikan dalam sebuah foto yang muncul pada acara Keep Our Dream Alive yang diselenggarakan Jaringan Perbatasan untuk Hak Asasi Manusia di Ciudad Juárez—sebuah kota Meksiko dekat perbatasan Amerika Serikat, sebelah selatan Kota El Paso, Texas.
Upaya Jakarta dan kota-kota dunia untuk hentikan amblasnya permukaan tanah Seni berbohong dengan mengucapkan hal yang jujurUntuk memperingati Hari HAM, organisasi itu membantu sejumlah keluarga menggelar reuni dengan saudara mereka yang terpisah oleh tembok pembatas dua negara. Pertemuan antara orang tua dan anak, kakak beradik dan kakek nenek mereka, berlangsung selama tiga menit. Pun mereka hanya diperbolehkan melihat satu sama lain melalui celah-celah tembok baja.
Kontak fisik sangat terbatas karena tipisnya celah tersebut. Jangkauan tangan yang membelai pipi, sudah terasa seperti pelukan hangat.
Adegan bocah kecil tadi merupakan ketegangan menohok dalam drama sunyi yang menggambarkan jiwa berapi dan kenyataan raga yang terbatas. Tumburan energi itu kian bertambah kuat oleh penampilan sang bocah yang seolah mengambang tanpa kesusahan dari satu sisi tembok ke sisi lain.
Semua komponen dalam foto ini—tembok perbatasan yang kokoh, gadis mungil, dan balon putih—pernah tampil sebagai kesatuan dalam sebuah puisi visual.
Hak atas foto Getty Images Image caption Gambar ciptaan Banksy di Ramallah, Tepi Barat.Pada Agustus 2005, seniman Banksy menimbulkan kehebohan saat dia memindahkan fokusnya dari tembok-tembok di Inggris ke tembok pembatas di Ramallah, Tepi Barat, yang dibangun Israel pada 2000.
Dipersenjatai dengan pola dan cat semprot hitam, seniman tersebut menghasilkan siluet gadis cilik yang terangkat secara ajaib oleh seikat balon. Gambar pada tembok itu menciptakan simbol yang ambigu mengenai harapan yang tertambat.
Gambar ciptaan Banksy dan foto pekan ini dari Juarez menunjukkan kita lokasi-lokasi pada peta ranah impian—sebuah lahan harapan di mana semua tembok luruh. Seorang bocah perempuan berdiri di samping sebuah tembok baja raksasa yang membentang sejauh mata memandang. Tubuh mungilnya sebagian tertutup baja karatan yang tinggi menjulang di langit. Walau barikade tersebut memisahkan dia dengan keluarganya di sisi seberang, sekilas dia tampak tak gentar dengan struktur baja yang membayanginya.
Post a Comment