Kenapa 'kitab suci fiksi' Rocky Gerung ditanggapi 'berbeda' dengan puisi Ibu Indonesia?

Kenapa 'kitab suci fiksi' Rocky Gerung ditanggapi 'berbeda' dengan puisi Ibu Indonesia?
Kenapa 'kitab suci fiksi' Rocky Gerung ditanggapi 'berbeda' dengan puisi Ibu Indonesia?
Rocky Gerung Hak atas foto TVONE/Indonesia Lawyers Club Image caption Pernyataan Rocky Gerung muncul pertama kali dalam acara Indonesia Lawyers Club yang di TVOne.

Pernyataan dosen filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung soal 'kitab suci fiksi' menjadi perdebatan di media sosial, dari yang mendukung maupun menentangnya.

Pernyataan tersebut pertama kali muncul dalam acara televisi Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan di stasiun televisi TVOne pada Selasa (10/04) malam.

Awalnya, Rocky mengatakan, "Waktu kita sebut fiksi, di kepala kita itu adalah fiktif. Fiction itu kata benda, yaitu literatur, selalu ada pengertian literatur dalam kata fiksi. Tapi karena dia diucapkan dalam forum politik, maka fiksi dianggap buruk."

"Fiksi itu sangat bagus. Dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi.... Jadi kalau Anda bilang itu fiksi lalu kata itu jadi pejoratif, itu artinya kita ingin anak-anak kita tidak lagi membaca fiksi. Karena dua bulan ini kata fiksi itu jadi kata yang buruk. Kitab suci itu fiksi atau bukan?" kata Rocky lagi sambil mengambil jeda, yang diikuti oleh tawa tertahan dan cemas dari penonton di sekitarnya.

Puisi Ibu Indonesia: Akankah kasus Sukmawati bergulir seperti Ahok? Puisi Sukmawati: Soal konde, kebaya, dan cadar, antara tren, tradisi dan identitas

"Siapa yang berani jawab?," dia bertanya lagi, diikuti tawa penonton.

Rocky Gerung kemudian menjawab sendiri, "Kalau saya pakai definisi 'fiksi itu mengaktifkan imajinasi', kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai, belum tiba. Babad Tanah Jawi itu fiksi. Jadi ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita untuk berpikir lebih imajinatif, sekarang kata itu dibunuh oleh politisi. "

"Dari sekarang kita mau pastikan bahwa fiksi itu baik, yang buruk itu fiktif. Bisa bedain nggak tuh? Kalau saya bilang 'kitab suci itu fiktif', besok saya dipenjara, tapi kalau saya bilang 'kitab suci itu fiksi', saya punya argumen, karena saya berharap terhadap eskatologi dari kitab suci," kata Rocky lagi.

Lewat cuitannya, ahli bahasa Indonesia Ivan Lanin pun urun rembug soal perbedaan antara 'fiksi' dan 'fiktif' yang menurutnya tidak ada.

Kata 'fiksi' pun menjadi salah satu topik yang populer di Twitter.

Di Spredfast, tercatat, dalam 15 jam terakhir, penggunaan kata 'fiksi' meningkat hampir 2.500% dengan digunakan di lebih dari 21.000 cuitan.

Hak atas foto Spredfast

Tanggapan dari warganet pun berdatangan, baik yang mendukung maupun menentang pernyataan Rocky tersebut.

Ada yang menilai bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Rocky Gerung tersebut sebenarnya tak berbeda dengan yang disampaikan oleh Ahok, yang kemudian dipenjara atas tuduhan menista agama atau dengan puisi Sukmawati, yang belakangan dilaporkan ke polisi.

Dan sebagian warganet juga menjadikan kesempatan ini sebagai bagian dari humor.

Sementara beberapa warganet lain memilih untuk membawanya ke arah yang netral, dan membiarkan perbedaan pendapat itu tetap ada.

Sudut pandang yang kurang lebih sama juga diambil oleh pengamat politik dari The Habibie Center, Rahimah Abdulrahim, yang mengatakan: "Kita berdebat, ya sudah, kalau dia punya pendapat seperti itu, ya biarkan dia punya pendapat seperti itu. Tidak semua adalah mencoba menghina agama."

Sesudah puisi Sukmawati: Kreativitas terkait Suntiang Minang yang kini dipersoalkan

"Setiap hari akan ada pernyataan kontroversial, siapapun itu. Kebetulan dia punya platform untuk menyampaikan pendapatnya, ya sudah, tidak perlu dihujat, tidak usah diiyakan, tidak usah dibenarkan," kata Rahimah.

Sebelumnya, Rabu (04/04) Sukmawati menyelenggarakan jumpa pers, untuk meminta maaf atas ketersinggungan yang muncul akibat puisinya, Ibu Indonesia.

Sementara sebagian kalangan tetap melanjutkan proses pelaporan di polisi, ada pula yang menyerukan aksi massa yang setara dengan unjuk rasa kasus Ahok.

Hak atas foto Reuters Image caption Sukmawati Soekarnoputri sudah menyatakan permintaan maaf karena puisinya dianggap sebagian orang menghina agama Islam.

Putri mendiang Presiden Sukarno itu membacakan puisi karyanya sendiri berjudul Ibu Indonesia dalam acara "29 Tahun Anne Avantie Berkarya" di Indonesia Fashion Week, Kamis (29/3) lalu.

Ada dua hal yang dipermasalahkan dari puisi Sukmawati. Pertama, saat puisi Sukmawati menyatakan bahwa konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar.

Aku tak tahu syariat Islam. Yang ku tahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu.

Bagian kedua adalah saat dia mengatakan bahwa kidung ibu Indonesia lebih merdu dari alunan azan.

Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia, sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan azanmu.

Setelah pertemuan dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Ketua MUI KH Maruf Amin mengatakan bahwa kontroversi puisi 'Ibu Indonesia' tidak perlu diteruskan, ... "yang akan membuang energi dan menimbulkan kegaduhan" karena Sukmawati Soekarnoputeri sudah meminta maaf.

Ketua MUI menyampaikan hal itu dalam jumpa pers seusai melakukan pertemuan tertutup selama seitar dua jam dengan Sukmawati, di kantor MUI, Jakarta, Kamis (05/04).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.