Bank BTN Komitmen Bangun Rumah ASN Sultra

Bank BTN Komitmen Bangun Rumah ASN Sultra

R. Bambang Hendro Tjahjo

KENDARIPOS.CO.ID — Komitmen Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Kendari untuk menyukseskan program pemerintah, membangun seribu rumah bagi rakyat Indonesia, patut diapresiasi. Tak sekadar memikirkan bisnis, tapi BTN juga memikirkan bagaimana program seribu rumah yang dicetuskan Presiden RI, Joko Widodo, dapat berjalan sukses.

Upaya yang dilakukan Bank BTN tidak main-main. Tercatat 11 kabupaten/kota di Sultra sudah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan BTN Cabang Kendari, untuk memfasilitasi pembangunan perumahan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah masing-masing.

Branch Manager BTN Kantor Cabang Kendari, R. Bambang Hendro Tjahjo mengatakan, BTN tidak semata-mata memikirkan bisnis. Karena posisinya bukan saja sebagai BUMN, tapi juga development agent. Makanya, salah satu yang menjadi fokus bank tersebut adalah menyukseskan program sejuta rumah milik pemerintah. Untuk mewujudkan hal itu, BTN melakukan aksi jemput bola dengan mengunjungi setiap daerah dan bertemu dengan bupati/wali kota. Hasilnya, Kolaka Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana, Muna, Wakatobi, Buton Selatan serta Kota Baubau, sudah teken MoU dengan Bank BTN, dalam membangun rumah bagi ASN.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kabupaten lain seperti Buton Utara, Buton Tengah, Buton dan Muna Barat, bisa bergabung. Ini KPR subsidi kaitannya dengan program pemerintah. Mumpung ada program pemerintah dimana bunga ringan, uang muka rumah, jangka waktu yang lama, kenapa enggak dimanfaatkan. Makanya kami push untuk bangun rumah bagi ASN,” katanya, saat ditemui di ruang kerjanya, senin (19/1).

Dia menjelaskan, dukungan Pemda sangat berarti bagi Bank BTN. Sebab, bupati/wali kota mempermudah akses Bank BTN dalam membangun rumah bagi ASN, baik itu dalam hal perizinan, pembangunan jalan atau fasilitas sosial lainnya yang berkaitan dengan kemudahan dalam membangun perumahan. Sebab, dinamika di lapangan tidak sedikit. Makanya butuh dukungan bupati/wali kota untuk meminimalisir masalah di lapangan.

Gayung bersambut karena Pemda sangat mendukung. Karenanya, salah satu bank terkemuka itu berupaya agar bagaimana, sehingga perumahan bagi ASN dapat segera terbangun. Dengan terbangunnya sebuah perumahan di daerah setempat, maka ASN yang tidak domisili di daerah kerjanya, bisa menetap dan tinggal di daerah tempatnya bekerja. Dengan begitu juga, peningkatan layanan ke masyarakat, dapat terus berjalan dan meningkat. Tentu saja, kata dia, imbasnya ke daerah atau kabupaten itu sendiri.

“Bahas kesejahteraan masyarakat, tentunya bukan hanya pihak bank dan developer saja, tapi juga pemerintah setempat. Kalau semua chemistry sama, saya kira itu akan mempercepat. Ini kita push (dorong) untuk buatkan perumahan. Sebagai trigger (pemicu-red), kami kerja sama dengan Pemda membuat perumahan untuk ASN. Alhamdulillah, rata-rata Pemda-nya welcome,” ujarnya.

Menurut Bambang, jika pembangunan perumahan bagi ASN terealisasi di setiap kabupaten/kota di Sultra, ia yakin, pada akhirnya nanti, daerah tersebut akan tumbuh menjadi pusat kota dan akan terjadi peningkatan ekonomi yang muaranya untuk masyarakat itu sendiri. Makanya, Bambang menargetkan, semua kabupaten/kota di Sultra, bisa bekerjasama dengan bank BTN dalam pembangunan perumahan bagi ASN.

Harapannya, kata dia, apa yang dilakukan Bank BTN, secara riil bisa memberikan kontribusi bagi Sultra. Terkait itu pula, kaitannya dengan budget market, bank BTN membuka kran kerjasama, apa yang bisa disuport oleh mereka. Terlebih lagi, banyak smelter yang tengah dibangun di daerah. Bambang berencana akan masuk membicarakan ke bupati/wali kota, kawasan mana yang bisa dibangun pemukiman. Sebab lanjut dia, bicara kawasan perumahan sangat luas efeknya. Sesuai UU pemukiman no.1 tahun 2011, rumah yang dibangun merupakan dasar bagi tumbuh kembangnya suatu keluarga yang sehat, baik secara fisik maupun secara rohani. Karenanya dia berharap, dalam membuat satu konsep perumahan, hal-hal yang sifatnya non fisik juga dipikirkan antara lain terkait sarana prasarana seperti fasilitas sosial.

“Kalau ke depan banyak smelter yang akan dibangun, mungkin belum dipikirkan letak dan posisinya, itu yang kami harap bisa diajak ngobrol, tidak hanya kaitan bisnis. Tapi bagaimana membuat Sultra bisa lebih sejahtera. Nah, apa yang bisa kami berikan. Karena kalau ngomong bisnis, itu sesuatu yang dangkal. Kaitan cita-cita itu, kami inginnya masuk disitu,” tandasnya. (ind/b)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.