Gempa Jakarta-Banten: Pantaskah mengirim meme lelucon dan hoaks saat bencana?

Gempa Jakarta-Banten: Pantaskah mengirim meme lelucon dan hoaks saat bencana?
Gempa Jakarta-Banten: Pantaskah mengirim meme lelucon dan hoaks saat bencana?
cover gempa Hak atas foto Twitter

Ketika gempa mengguncang Jakarta, Banten dan sekitarnya, Selasa (23/01) siang, dunia maya juga ikut terkena 'guncangan'. Berbagai foto 'editan', meme dan bahkan foto-video hoaks terkait gempa beredar deras di lini massa.

Misalnya foto seorang lelaki yang berpakaian pegawai negeri sipil (PNS), yang melindungi diri dengan bersembunyi di bawah meja, sambil makan pecel lele.

"Tips saat gempa. Jangan panik. Pecel lele Jangan lupa dibawa", ungkap Dahnil Anzar, Ketua Pemuda Muhammadyah, melalalui akun Twitter @Dahnilanzar.

Hak atas foto Twitter

Yang lebih 'heboh' tersebar adalah foto editan Patung Dirgantara atau yang dikenal dengan nama Patung Pancoran, yang seakan melompat dari landasannya, "kaget karena gempa".

Hak atas foto Twitter

"Meme' patung dirgantara melompat ini memang merupakan daur ulang. Sebelumnya, sudah banyak digunakan untuk lucu-lucuan dalam berbagai kesempatan sejak bebrapa tahun lalu.

Tidak hanya Patung Dirgantara, ikon ibukota, Monumen Nasional (Monas), juga ikut diedit meliuk-liuk, seakan karena terkena getaran, jadi berubah bentuk.

Hak atas foto Twitter'Kurang sensitif'

Namun, salah satu unggahan terkait gempa yang paling banyak dicuit ulang, berasal dari TNI Angkatan Udara.

Tulisan di akun Twitter @_TNIAU yang menyerukan agar tidak menjadikan gempa sebagai "alasan menyapa dan bertanya kabar mantan/gebetan", sempat dikritik warganet.

Misalnya @naldodisya, yang menyebut cuitan akun yang punya 254 ribu pengikut itu "gak lucu".

Hak atas foto Twitter

Pengamat media sosial Enda Nasution menilai cuitan akun TNI Angkatan Udara itu "kurang sensitif". Meskipun akun @_TNIAU "tidak terlalu menganggap dirinya serius, tetapi karena ini akun resmi, harusnya bisa menahan diri".

Dia mengakui masyarakat Indonesia memang suka bercanda, "tetapi, kalau terkait bencana alam, apalagi ada risiko korban jiwa, harusnya jangan terlalu cepat kita berkomentar."

Gempa 6,1 skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Banten dan Jakarta, dan berpusat sekitar 61 km dari kota Lebak, Banten, menimbulkan kerusakan sejumlah rumah di Banten, "meskipun hanya retak kecil".

Dari foto Yogya hingga video Gilimanuk

Tidak hanya itu, foto dan video hoaks juga ramai menghiasi media sosial menyusul gempa ini. Misalnya foto jalan beraspal retak-retak yang semula disebutkan sebagai foto akibat gempa di Lebak.

Sebenarnya bisa segera kelihatan bahwa ini tidak otentik: foto itu beredar hanya beberapa menit setelah gempa, tetapi jalanan di foto sudah dibatasi garis polisi.

Hak atas foto Twitter Image caption Foto jalan Yogya-Wonosari yang retak sempat diedarkan sebagai foto akibat Gempa Jakarta-Banten.

Dan para netizen pun cepat 'bertindak'. Apalagi setelah banyak yang mempertanyakan apakah foto itu benar-benar foto akibat gempa, Selasa (23/01), di Jakarta-Banten. Sejumlah orang akhirnya menyelidiki melalui mesin pencari Google, dan terungkap bahwa foto itu adalah foto jalan retak Yogya-Wonosari, Senin (22/01).

Netizen kemudian ramai meralatnya.

Hak atas foto Google

Begitu juga dengan video truk yang berayun-ayun di dalam sebuah kapal feri, yang ternyata adalah video saat badai menghantam di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, yang sudah diunggah di Youtube sejak Juni 2017.

Koreksi dan ralat soal kebenaran informasi video, yang sempat diputar di Breaking News gempa sebuah kanal TV swasta itu, juga dilakukan oleh warganet.

Hak atas foto Youtube Image caption Video truk dihantam badai di Gilimanuk, sempat diedarkan sebagai video saat gempa terjadi, Selasa (23/01).

Pengamat media sosial Enda Nasution menilai penyebaran foto dan video hoaks itu "tidak tampak terencana". Karenanya ia menganggap penyebar hoaks hanya sekedar "iseng".

"Ada orang yang puas sendiri kalau melihat meme atau hoaks mereka beredar jauh."

Hak atas foto Twitter Image caption Ralat soal kebenaran video truk yang dilakukan salah satu pengguna media sosial.

Namun, dia menganggap masyarakat Indonesia sekarang sudah cerdas: bisa membedakan dan mengecek, seperti yang terlihat di atas.

Gempa Jakarta, Banten dan sekitarnya: Setya Novanto dievakuasi dari KPK Gempa Italia: Ribuan orang tinggal di hunian sementara Gempa kuat mengguncang Italia tengah

Foto dapat dikonfirmasi ulang dengan menggunakan Image Reverse di Google. Sementara, video bisa dicek lewat detail lokasi dan bahasa yang digunakan orang di video, serta menunggu konfirmasi lewat media massa.

Hak atas foto Instagram

Fenomena meme dan penyebaran video saat bencana, memang kerap terjadi di Indonesia. Ketika bencana menimpa, orang tidak jarang sibuk dengan handphone. Tampaknya kita harus lebih ingat soal keselamatan diri. Seperti yang diungkap meme bergambar Susilo Bambang Yudhoyono di atas.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.