Australia masuk ASEAN? 'Sekedar indikator' kehangatan Presiden Joko Widodo

Australia masuk ASEAN? 'Sekedar indikator' kehangatan Presiden Joko Widodo
Australia masuk ASEAN? 'Sekedar indikator' kehangatan Presiden Joko Widodo
ASEAN, Australia, Sydnet Hak atas foto Reuters Image caption PM Australia, Malcom Turnbull (kanan) menjadi tuan rumah pertemuan puncak khusus ASEAN-Australia di Sydney.

Selintas seperti gagasan baru yang akan bermanfaat positif bagi semua pihak ketika Presiden Joko Widodo menyatakan dukungannya agar Australia bergabung dengan ASEAN, asosiasi negara-negara Asia Tenggara.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam wawancara dengan media Australia, Fairfax Media, menjelang keberangkatannya ke Australia untuk pertemuan puncak khusus ASEAN-Australia, 17 hingga 18 Maret.

Namun sebenarnya gagasan itu sudah lama mengemuka walau baru pertama kali didukung secara terbuka oleh presiden Indonesia dan PM Australia Malcolm Turnbull mengatakan siap membahasnya jika Presiden Joko Widodo memang mengangkat isu tersebut.

Presiden Jokowi: ‘Ide bagus’ Australia bergabung dengan ASEAN Indonesia 'menerima permintaan maaf' Australia terkait kisruh latihan militer Pasang surut hubungan Australia dan Indonesia: tegang namun pragmatis

Bagaimanapun, tampaknya masih tetap sulit untuk mewujudkannya mengingat beberapa faktor yang menghambat, seperti geografis, budaya, maupun politik.

"Saya kira kemungkinan ini diwujudkan sangat kecil," papar Dr Greg Fealy, pengamat politik dari Australia National University (ANU) yang fasih berbahasa Indonesia.

"Hampir semua pengamat ASEAN sudah tahu kalau ASEAN sangat berhati-hati mengenai anggota baru, misalnya kasus Timor Leste, yang belum masuk walau bisa dianggap sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara. Apalagi Australia, yang menurut kebanyakan anggota ASEAN berada di luar kawasannya."

Hak atas foto AFP Image caption ASEAN masih belum menerima Timor Leste -yang berada di bagian kawasan Asia Tenggara- sebagai anggotanya.

Selain masalah geografis, masih ada beberapa masalah lain seperti diungkapkan pengamat ASEAN dari LIPI, Dr. Adriana Elisabeth, yang menyelesaikan studi S3 di Australia.

"Kultur itu perlu diperhatikan. Walaupun dekat, tidak berarti Australia memahami kultur Asia, dan Asia itu luas sekali. ASEAN saja dengan 10 negara secara kultur berbeda, sistem politik berbeda, ekonomi juga berbeda."

Di sisi lain ASEAN sendiri sebenarnya masih menghadapi sejumlah persoalan internal, antara lain menyangkut solidaritas maupun sentralitas -atau pengaruhnya di kawasan sendiri.

"Karena menurut saya mengelola ASEAN saja rumitnya sudah luar biasa," tambah Dr. Adriana.

Beberapa masalah yang dinilai masih menghambat soliditas ASEAN antara lain adalah konflik bilateral antar sesama negara anggota dan juga masih adanya 'distrust' atau saling ketidakpercayaan.

Hak atas foto Reuters Image caption Presiden Joko Widodo dinilai belum terlalu mendalami dinamika internal ASEAN.

Selain itu, tambah Dr. Adriana, ada pula pertarungan kekuatan besar dunia yang ikut mempengaruhi hubungan di kalangan sesama anggota ASEAN.

"Misalnya, antara Amerika dengan Cina. Itu juga membuat ASEAN tidak solid, dalam konteks persoalan Laut Cina Selatan. Itu jelas. Saya melihat sebetulnya ASEAN cukup terganggu dengan kekuatan-kekuatan besar yang bermain di kawasan."

Indonesia dan Australia pulihkan hubungan militer Sistem visa kerja Australia yang baru akan lebih ketat Iklan perempuan berjilbab berlatar bendera Australia dicabut

Beberapa persoalan yang dalam kenyataannya masih menghambat bergabungnya Australia ke dalam ASEAN itu membuat Dr. Greg Fealy melihat pernyataan Presiden Joko Widodo sebatas 'niat baik' terhadap Australia, khususnya PM Malcolm Turnbull.

"Tetapi beliau belum begitu mendalam pengetahuan tentang dinamika internal ASEAN, jadi mungkin kesulitan untuk merealisasikan usulan ini. Tapi saya kira mereka (Australia) senang dengan usulan tersebut karena menjadi salah satu indikator kehangatan hubungan antara Jokowi dan Malcolm Turnbull," tambah Dr. Fealy.

Dan selama ini kerja sama Australia dengan ASEAN dianggap sudah cukup memuaskan sehingga tidak perlu didorong menjadi usulan agar Australia bergabung dengan ASEAN.

"Memang ada untung kalau mereka bsia masuk ASEAN tapi saya kira mereka cukup hati-hati. Untuk sementara cukup menjadi mitra dialog dan terlibat dalam event-event (peristiwa-peristiwa) utama."

Hak atas foto AFP Image caption Unjuk rasa menentang kehadiran PM Kamboja, Hun Sen, di pertemuan puncak khusus ASEAN-Australia di Sydney, Jumat (16/03).

Jelas menjalin hubungan dengan negara sekitar diperlukan oleh ASEAN dan Indonesia, tapi menurut Dr. Adriana Elisabeth, langkah itu bisa ditempuh dengan kerja sama super regional yang lebih meluas.

"Kalau menurut saya tidak harus menjadi anggota," tegasnya sambil merujuk India yang saat ini juga sedang mendekati ASEAN sebagai bagian dari strategi Indo-Pasific.

"Tapi tidak berarti Australia harus lebur menjadi anggota ASEAN atau India juga harus anggota ASEAN. Tidak seperti itu."

Dan pertemuan puncak khusus di Sydney pada akhir pekan menjadi salah satu bukti kerjasama Australia dan ASEAN tetap bisa dibina tanpa melebur menjadi satu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.