Evolusi ketakutan manusia dan perempuan Cina yang masuk ke mesin x-ray
Rekaman video di Cina viral beberapa waktu lalu karena memperlihatkan perempuan yang khawatir kehilangan tasnya masuk ke alat pemindai keamanan.
Kelly Grovier mengungkap betapa rekaman itu menunjukkan berulangnya fenomena manusia era prasejarah.
Aktivitas bepergian mengubah diri Anda. Sejumlah orang menjadi lebih terbuka dan mudah menerima pihak lain.
Namun ada pula yang berubah menjadi 'koper'. Itulah yang terjadi di Cina, Februari lalu, ketika seorang perempuan menolak berpisah dari barang bawaannya di stasiun penuh orang.
Perempuan itu melompat masuk ke konveyor di titik pemeriksaan di Stasiun Kereta Dongguan, di kawasan selatan Cina. Ia bergabung dengan tas lengannya dalam perjalanan penuh getaran menuju pemindai keamanan.
Potret X-ray mengerikan yang diabadikan mesin itu, yang mengubah perempuan itu dari tubuh penuh kegelisahan menjadi sosok hitam penuh ketakutan, menjadi viral sejak saat itu.
Berjongkok dengan seluruh kaki dan tangannya, ia berada tepat di sebelah kumpulan dompet dan selendang.
Melekukkan tubuhnya ke depan, sosok dalam bayangan yang tampak bingung dalam kilatan radiasi itu pun berubah menjadi siluet tembus pandang yang mencerminkan ketakutan.
Hak atas foto Getty Images Image caption Stasiun kereta api di Cina hampir selalu dipadati penumpang, terutama pada musim libur tahun baru. Khawatir tasnya dicuri di stasiun, seorang perempuan di Cina turut masuk ke mesin pemindai tas.Potret itu adalah satu dari beberapa foto yang banyak diperbincangkan di media sosial belakangan ini. Penyebabnya barangkali adalah kemampuan foto itu menunjukkan hal fundamental tentang penumpang rentan yang masuk ke daerah berbahaya.
Sikap perempuan yang tidak terduga itu akan diturunkan ke generasi berikutnya sebagai dokumen sosial menyedihkan, serupa dengan gambar-gambar buatan pendahulu kita pada era prasejarah yang terekam di berbagai dinding gua.
Potret perempuan Cina dan gambar prasejarah itu adalah representasi pikiran manusia yang menghadapi ancaman dan kegugupan.
Sejak permulaan munculnya kebudayaan manusia, keinginan untuk menggambar dan menelisik suatu fenomena, dari permukaan hingga esensi yang terkandung di dalamnya, selalu berjalan beriringan.
Seniman tidak pernah terpaku pada hal-hal yang hanya terlihat dalam pandangan mata.
Dikuatkan rasa cemas pada pemangsa yang mengintai atau diintai oleh mereka, para pelukis era mesolitikum secara misterius mendahului teknologi X-ray melalui gambar di atas batu yang menunjukkan organ dalam binatang-binatang di sekitar mereka.
Fenomena itu muncul dari Siberia hingga India, dari Amerika Utara sampai Malaysia.
Hak atas foto Wikimedia Image caption Lukisan di atas batu oleh Suku Aborigin mengungkap seni 'bergenre x-ray' telah muncul sejak era prasejarah.Dikategorikan para arkeolog sebagai gambar 'bergaya X-ray', naluri para pelukis prasejarah itu menunjukkan estetika rumit yang mencampuradukkan beragam karakter primitif.
Lukisan kura-kura berleher panjang yang digambar di atas batu dan dipelihara dengan sangat baik hingga saat ini di Taman Nasional Kakadu, Australia, menunjukkan pemahaman seadanya suku Aborigin terhadap binatang tersebut.
Meskipun kura-kura tersebut dilukis seolah-olah hidup dan berenang di tengah kumpulan baramundi, bagian tubuh binatang itu tampak seakan membisikkan rahasia di balik dirinya.
Dengan mengaburkan batasan antara dunia luar dan dunia dalam, para seniman prasejarah tak bernama itu memberi kita pandangan sekilas terhadap imajinasinya.
Jika ditempatkan bersebelahan dengan foto perempuan dalam mesin X-ray di Cina, lukisan suku Aborigin itu memperkuat potret ketakutan dan hal yang secara mengejutkan bermakna sangat dalam: hasil pemindaian jiwa rapuh yang berada di antara dunia kasat mata dan yang tak dapat kita lihat.
Anda dapat membaca artikel ini dalam bahasa Inggris di BBC Culturedengan judulThe woman who crawled into an x-ray machine.
Post a Comment