Kemenristekdikti Bakal Perbanyak Kampus Pelaksana Kuliah Jarak Jauh

Kemenristekdikti Bakal Perbanyak Kampus Pelaksana Kuliah Jarak Jauh

Ilustrasi Kuliah Jarak Jauh

KENDARIPOS.CO.ID — Saat ini kuliah jarak jauh atau distance learning yang dikenal masyarakat baru di Universitas Terbuka (UT). Kemenristekdikti akan menyeleksi kampus yang selama ini sudah menjalankan kuliah jarak jauh, untuk ditingkatkan kualitasnya. Harapannya bisa mengatrol angka partisipasi pendidikan tinggi.

Rencana perluasan kuliah jarak jauh itu merupakan salah satu rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2018 Kemenristekdikti yang digelar di Univesitas Sumatera Utara (USU) Medan yang ditutup Rabu malam (17/1). Dalam pembacaan rekomendasi, Kemenristekdikti bakal melaksanakan bimbingan teknis reorientasi kurikulum menyesuaikan revolusi industri 4.0 (Gen RI 4.0).

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad menuturkan Februari ini bakal diumumkan seleksi kampus implementasi pembelajaran. ’’Akan dipilih lima kampus terbaik,’’ katanya saat ditemui di Medan kamis (18/1). Dia menjelaskan kampus yang terpilih akan mendapatkan dana hibah untuk bimbingan teknis.

Rencananya pelaksanaan bimbingan teknis diselenggarakan pada Maret sampai November 2018. Selain itu kelima kampus terpilih akan menjadi percontohan atau center of excellent bagi kampus lain yang ingin kut menerapkan kuliah jarak jauh berbasis teknologi tahun depan.

Dia menegaskan pembelajaran di era Gen RI 4.0 tidak mengubah kurikulum yang sudah berjalan. Tetapi kurikulum yang sudah ada dilengkapi supaya bisa menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan tetap menjaga kualitas.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan kuliah jarak jauh atau distance learning memang sudah menjadi keharusan. Kemenristekdikti bakal menerbitkan regulasi kuliah jarak jauh yang terbaru. Dia berharap dengan semakin banyaknya kampus yang melakukan kuliah jarak jauh, angka partisipasi pendidikan tinggi bisa ditingkatkan.

Dia menjelaskan saat ini angka partisipasi pendidikan tinggi masih 29 persen. Dengan semakin banyaknya kampus penyelenggara kuliah jarak jauh, dia berharap tahun depan angka partisipasi naik jadi 35 persen.

Meskipun untuk menyelenggarakan kuliah jarak jauh bakal terbuka lebar, Nasir mengatakan kualitasnya tetap harus dijaga dan diawasi. Dia mengatakan kampus yang melaksanakan kuliah jarak jauh harus mendapatkan izin kementerian. ’’Akan kami jaga. Harus ketat (pengawaannya, red),’’ tuturnya. (wan/jpg)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.