Pengeras suara propaganda Korea Selatan: Apa yang disampaikan ke Korea Utara dan mengapa kini dimatikan?

Pengeras suara propaganda Korea Selatan: Apa yang disampaikan ke Korea Utara dan mengapa kini dimatikan?
Pengeras suara propaganda Korea Selatan: Apa yang disampaikan ke Korea Utara dan mengapa kini dimatikan?
Pengeras suara Hak atas foto Getty Images Image caption Pengeras suara Korea Selatan digunakan untuk menyiarkan pesan-pesan propaganda dan juga musik pop ke arah Korea Utara.

Puluhan pengeras suara yang menyiarkan berbagai propaganda Korea Selatan mulai dari musik K-pop, seruan kepada tentara Korea Utara untuk membelot hingga berita-berita kritis, ke arah wilayah Korea Utara dimatikan Senin dini hari (23/04).

Pengeras suara itu dipasang di wilayah perbatasan antara kedua negara dan diputar dengan volume keras sehingga dapat dapat didengar oleh tentara Korea Utara yang bertugas di wilayah perbatasan. Tujuannya adalah membujuk mereka meragukan narasi tentang Korea Selatan yang dikatakan oleh para pemimpin di Korea Utara.

Propaganda Korea Selatan juga dapat didengar oleh penduduk sipil Korea Utara yang berada di dekat dengan perbatasan kedua negara.

Hak atas foto Getty Images/Pool Image caption Korea Selatan berusaha mempengaruhi tentara Korea Utara agar meragukan narasi Korea Utara tentang Korsel.

Penghentian propaganda lewat pengeras suara ditempuh menjelang pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Panmunjom, zona bebas militer yang menjadi pembatas kedua negara.

Acara yang direncanakan digelar pada Jumat ini (27/04) akan menjadi pertemuan puncak pertama kedua Korea selama lebih dari satu dekade terakhir.

"Kami berharap keputusan ini akan membuat kedua Korea berhenti saling mengecam dan juga membantu menciptakan perdamaian baru dan permulaan baru," kata seorang pejabat Korea Selatan, Choi Hoi-hyun.

Menuju denuklirisasi

Sebelum pengumuman penghentian propaganda lewat pengeras suara Korea Selatan, Korea Utara terlebih dulu mengumumkan kebijakannya untuk menghentikan sementara uji coba nuklir dan menutup situs pengujian nuklir.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyebut langkah Korea Utara sebagai "keputusan penting menuju denuklirisasi total di Semenanjung Korea."

Ditambahkannya langkah Korea Utara itu menambah harapan bahwa proses denuklirisasi akan semakin cepat.

Hak atas foto KCNA/EPA Image caption Kim Jong-un tampak berbicara dengan tim ilmuwan dan teknisi yang terlibat dalam penelitian senjata nuklir yang suatu tempat yang tidak disebutkan lokasinya.

Setelah pertemuan pemimpin kedua Korea, King Jong-un juga dijadwalkan akan menghadiri pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Jika benar-benar terlaksana, pertemuan itu akan tercatat sebagai yang pertama antara pemimpin yang masih menjabat dari Korea Utara dan Amerika Serikat.

Sama-sama memasang pengeras suara

Bukan kali ini saja sebenarnya siaran propaganda Korea Selatan dihentikan sejak Perang Korea. Pada tahun 2004, siaran propaganda dihentikan sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai kedua negara.

Penggunaan pengeras suara mengalami peningkatan dan penurunan selama bertahun-tahun, sesuai dengan situasi diplomatik di Semenanjung Korea.

Kendati demikian pada 2015 setelah dua tentara Korea Selatan mengalami luka serius akibat ranjau yang ditanam Korea Utara di zona demiliterisasi, Korea Selatan kembali menghidupkan pengeras suaranya.

Tak lama kemudian pada tahun yang sama, pengeras suara dimatikan tetapi dihidupkan lagi pada tahun 2016 sebagai tanggapan atas uji coba bom hidrogen oleh Korea Utara.

Kali ini Korea Selatan tidak menjelaskan apakah siaran propaganda akan dilanjutkan setelah pertemuan puncak.

Korea Utara juga memasang pengeras suara di wilayah perbatasannya. Isinya antara lain terdiri dari berita-berita yang kritis terhadap pemerintah Korea Selatan dan sekutu-sekutunya.

Hak atas foto Reuters Image caption Tentara Korea Utara mengawasi wilayah perbatasan dengan Korea Selatan.

Sejauh ini belum jelas apakah Korea Utara akan mengikuti jejak Korea Selatan dan mematikan sistem pengeras suaranya.

Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara sejak 1950-an karena belum menandatangani kesepakatan damai meski melaksanakan gencatan senjata.

Hubungan antara kedua Korea membaik menjelang dan setelah Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang Februari lalu. Partisipasi atlet dan tim pemandu sorak Korea Utara meramaikan perhelatan olahraga itu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.