Erupsi Gunung Agung, 100 ribu Warga Wajib Mengungsi

Erupsi Gunung Agung, 100 ribu Warga Wajib Mengungsi
Erupsi Gunung Agung, 100 ribu Warga Wajib Mengungsi

Hari ketiga Gunung Agung berstatus awas, gelombang pengungsi terus meningkat di Kabupaten Karangasem. Diperkirakan jumlahnya bakal mencapai seratusan ribu orang. Foto: JPNN

KENDARIPOS.CO.ID — Hari ketiga Gunung Agung berstatus Awas, gelombang pengungsi terus meningkat di Kabupaten Karangasem. Hingga pukul 18.00 WITA kemarin (29/11), jumlah pengungsi tercatat 43.358 jiwa. Presiden Joko widodo meminta penduduk yang wajib mengungsi untuk mengikuti semua arahan tim SAR.

Hal itu disampaikan Presiden usai menghadiri CEO’s forum di Jakarta, rabu (29/11). Dia minta masyarakat terutama di sekitar Gunung agar tetap tenang, serta mengikuti semua saran dan imbauan yang disampaikan pemerintah. ’’Bagi mereka yang berada di radius 8-10 kilometer untuk betul-betul mengungsi demi keselamatan,’’ ujar Jokowi.

Dia sudah meminta kepala BNPB, TNI-Polri, Basarnas, dan kementerian terkait untuk memberikan dukungan penuh kepada pemprov Bali. Khususnya dalam hal penanganan pengungsi. Juga memerintahkan jajaran kemenhub dan otoritas penerbangan untuk memastikan keselamatan penumpang pesawat, mengingat abu gunung sangat berbahaa bagi penerbangan. Terkait wisatawan, Presiden meminta agar wisatawan baik dari dalam maupun luar Indonesia untuk dilayani dengan baik. ’’Jangan sampai mereka tidak terurus,’’ lanjutnya. Dia akan terus memonitor kondisi Gunung Agung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah pengungsi akan terus membesar. Penetapan radius bahaya 8-10 km dari kawah membawa konsekuensi bagi masyarakat yang tinggal di dalam radius tersebut. ’’Ada 22 desa dengan perkiraan jumlah penduduk 90-100 ribu jiwa,’’ terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, rabu (29/11).

Seluruhnya harus segera mengungsi, karena tempat tinggal mereka sudah tidak aman lagi. ’’Ancamannya adalah bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat,’’ lanjut Sutopo. Hingga semalam, 43.358 pengungsi menyebar di 229 titik di seluruh kabupaten/kota di Bali. Bahkan, ada yang mengungsi ke Lombok.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, penanganan yang dilakukan terhadap para pengungsi Gunung Agung sudah dilakukan dengan memadai. Baik dari sisi penyediaan logistik, air bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan. ”Untuk evakuasi pengungsi dan yang lainnya sudah kami siapkan. Semoga Gunung Agung kondisinya tidak lebih parah,” tutur Puan setelah memimpin rapat koordinasi di Kantor Kemenko PMK, rabu (29/11).

Puan melanjutkan, untuk meminimalisir dampak psikologis masyarakat yang terkena dampak erupsi Gunung Agung, pemerintah pusat akan melaksanakan berbagai program/kegiatan yang meringankan beban ekonomi dan sosial. Puan meminta agar K/L lebih fokus menggiatkan programnya di Kabupaten/Kota di Bali dan juga mengharapkan agar lebih ditingkatkan lagi aktivitas-aktivitas posko penanganan darurat bencana erupsi Gunung Agung. Dia juga meminta agar pernah posko pendampingan diaktifkan dan diperkuat agak bisa memberikan pelayanan maksimal dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan aktivitas Gunung Agung.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, sejak awal meningkatnya aktivitas Gunung Agung di Provinsi Bali, Kementerian PUPR telah memobilisasi sejumlah prasarana dan sarana. Prasarana dan sarana yang telah didistribusikan berupa penyediaan hunian sementara, pembuatan sanitasi sementara, truk sampah, sumur bor, hidran umum dan mobil tangki air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di lokasi pengungsian.

”Dari sembilan yang dipersiapkan, tujuh sumur bor sudah dimanfaatkan pada lokasi pengungsian utama. Yakni Lapangan Ulakan, Pasar Seni Tanah Ampo, PDAM Prasi, Balai Budaya Semara Pura, Pura Kentel Gumi, Desa Les, dan PDAM Tauman,” kata Basuki. Distribusi prasarana dan sarana dilakukan di beberapa lokasi pengungsian utama. Di antaranya di Gelanggang Olahraga (GOR) Sueca Pura berupa enam Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, dua HU 1.000 liter dan dua HU 650 liter, 10 unit THD, 39 WC knockdown, dua mobil tangki air, dan empat biority.

Selain itu, di Lapangan Ulakan juga disediakan prasarana dan sarana berupa lima HU, 10 WC knockdown, satu mobil tangki air (MTA), dan 10 THD. Di Pasar Seni Manggis telah didistribusikan tiga HU 2.000 liter, lima unit THD, satu mobil tangki air, 10 WC knockdown, satu biority, dan satu kontainer sampah.

Di Les Buleleng sudah dilakukan pemasangan lima HU, lima WC knockdown, dan 10 THD. Di lokasi UPTD Pembenihan Rendang telah terpasang enam WC knockdown dan lima toilet permanen, dan tiga toilet semi permanen. ”Untuk lokasi pengungsian di Lapangan Tembak Paksebali di Kabupaten Klungkung telah ditempatkan lima unit WC knockdown dan dua unit HU 2.000 liter,” terangnya.

Sebagai antisipasi untuk peningkatan jumlah pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya terus melakukan identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana dan mengatur kembali pemanfaatannnya di semua titik pengungsian.

Selain perlengkapan untuk pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII telah menyiagakan alat berat berupa tiga unit excavator, tiga unit loader, tujuh unit dumptruck, dua unit crane, tiga unit grader, enam unit chainsaw, satu unit genset.

Untuk mengantisipasi jembatan tidak berfungsi juga telah dipersiapkan Bailey 250 meter, 8.250 unit Bronjong, 250 buah Aramco, 200 batang Sheetpile, 228 unit Boxculvert ukuran 1×1 meter, dan empat set alat komunikasi.

Kesiapsiagaan peralatan juga dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida berupa alat berat berupa tiga buah excavator, satu unit loader, tiga unit dumptruck, satu unit trailer, 1.500 unit bronjong, 2.000 unit geobag, satu set alat komunikasi, tiga buah Genset, dan empat buah chainshaw.  Kementerian PUPR juga siap melakukan mobilisasi tambahan peralatan yang berada di Gudang Denpasar serta para kontraktor mitra kerja Kementerian PUPR untuk membantu Pemerintah Daerah yang membutuhkan tambahan alat.

Sementara itu, sektor pariwisata langsung ikut terdampak erupsi Gunung Agung. Menpar Arief Yahya menuturkan, pihaknya sudah membuat hitung-hitungan prakiraan dampak finansial di sektor tersebut. Dia juga memastikan target kunjungan wisatawan sebanyak 15 juta orang tahun ini tidak akan tercapai. ’’Kemungkinan hanya 14 juta sekian atau 93-95 persen,’’ terangnya di kompleks Istana kepresidenan, rabu (29/11).

Potensi nilai kerugian dari sektor pariwisata pun cukup besar. ’’Sehari bisa Rp 250 miliar,’’ lanjutnya. Itu dari sisi turis asing saja. didapat dari jumlah kedatangan orang asing rata-rata 15 ribu per hari dengan pengeluaran USD 1.200. bila dikalkulasikan selama 36 hari sejak penutupan Bandara Ngurah Rai 27 November lalu, diperkirakan kerugian bisa mencapai Rp 9 triliun.

Angka tersebut didapat dari jumlah penumpang yang masuk lewat bandara Ngurah Rai. Dari sekitar 30 ribu penumpang yang mendarat, separonya dari luar negeri. Sementara, USD 1.200 adalah angka rata-rata pengeluaran warga asing yang berkunjung ke Bali.

Sejauh ini, skenario alternatif yang disiapkan pihaknya masih berjalan dengan baik. Beberapa hari terakhir, puluhan bus sudah keluar dari Bali dengan tujuan Surabaya. Sebab, penerbangan internasional terdekat dari Ngurah Rai, dengan kapasitas yang besar, adalah Juanda. ’’Sejauh ini wisatawan bisa memahami,’’ tutur Arief. (byu/and/jun/jpg)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.