Perceraian Ahok: persoalan privat yang masuk ke ranah publik

Perceraian Ahok: persoalan privat yang masuk ke ranah publik
Perceraian Ahok: persoalan privat yang masuk ke ranah publik
Veronica Tan Hak atas foto GOH CHAI HIN/AFP/GETTY IMAGES Image caption Nama Veronica Tan menjadi tren di media sosial Twitter.

Kabar tentang perceraian Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memunculkan perdebatan: Haruskah persoalan pribadi menjadi perbincangan publik?

Berita mengenai perceraian Ahok menjadi tajuk utama sejumlah media nasional dan nama Veronica Tan menjadi tren di media sosial Twitter.

Banyak warganet yang mengungkapkan kekagetan, kesedihan atau rangkaian emosi lain mereka.

@Vchristaldi menuliskan "Please tell me it's not true" (Tolong katakan ini tidak benar).

Bahkan ada yang baper (bawa perasaan) seperti @rezaTL yang menuliskan "If it's true, how can I ever have faith in a long-term relationship? (Jika ini benar, bagaimana mungkin saya percaya dengan hubungan jangka panjang?

Perceraian yang sejatinya adalah persoalan privat pun kontan menjadi perbincangan publik. Hal ini normal, menurut sosiolog Ari Sujito, karena Ahok adalah seorang figur publik.

"Mengangkat isu ini sesuatu yang pasti terjadi karena Ahok sudah menjadi figur publik," kata sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Meskipun status Ahok bukan lagi pejabat publik, namun secara ketokohan, Ahok masih dianggap berpengaruh.

"Yang disebut publik itu kan tidak semata-mata dirangkai oleh lembaga-lembaga formal, tapi media sosial, media massa, masih mengangkat isu Ahok", tambah Ari.

Di media sosial Twitter sebagian orang menyarankan agar membiarkan isu ini tetap berada di ranah privat.

Sosiolog Ariel Heryanto bahkan membandingkan respon netizen dengan penikmat sinetron.

Meski perbincangan di media sosial tidak dapat dihindari, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai media mainstream dan media sosial mengeksploitasi isu ini.

"Ada batas-batasnya. Era sekarang ini kan tidak bisa membendung orang membicarakan apa dan siapa yang dibicarakan. Tapi harus ada dorongan ke publik (untuk) menyikapi ini secara kritis, tidak menelan mentah-mentah", kata Ari.

Dan batasannya adalah, menurut Ari, sejauh perbincangan itu "tidak merusak otonomi dan hak privat Ahok dan keluarganya dan tidak terjebak ikut mempolitisasi yang bertujuan merusak."

Bagaimanapun, berita mengenai perceraian Ahok menjadi tajuk utama di banyak media nasional, dan menurut pakar media Muhamad Heychael, itu adalah tanggung jawab para jurnalis.

"Tidak ada regulasi yang secara gamblang melarang itu. Tapi secara etika itu jelas bertentangan dengan semangat jurnalisme yang memberikan informasi yang membantu warga agar bisa memilih dengan kritis", kata Direktur Remotivi itu.

"Politainment itu bertentangan dengan semangat itu karena mengajak kita melihat suatu peristiwa politik sebagai sesuatu yang remeh temeh, jadi hiburan. Dan itu lalu mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih serius dan akhirnya mengajak warga melihat politik sebagai hiburan bukan lagi sebagai sesuatu yang berdampak pada hidup orang banyak."

Sejak 9 Mei 2017, Ahok mendekam di rumah tahanan markas Brigade Mobil di Depok, Jawa Barat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.